Site icon JURNAL INDONESIA TIMUR

Infrastruktur Tidak Memadai, Sebuah Desa di Luwu Tertinggal Dalam Teknologi

LUWU – Era modern dan kecanggihan teknologi  serta sistem digitalisasi Indonesia saat ini masih banyak daerah tertinggal dan akses telekomunikasinya tidak ada, salah satunya di Desa Ilan Batu Uru. 

Di desa ini selain akses jalan yang tidak memadai, juga sama sekali belum merasakan jaringan seluler untuk kebutuhan komunikasi telepon dan internet. 

Salah seorang warga, Jana (30) mengatakan untuk melakukan komunikasi  warga hanya mengandalkan pesawat radio handy talky  yang mereka sebut dengan nama monitor.

“Disini tidak ada sama sekali yang namanya jaringan telepon seluler, jadi kami hanya gunakan ini (Handy Talky), kalau kami disini sebut monitor,” kata Jana saat dikonfirmasi, Senin (5/8/2024).

Lanjut Jana, warga jika ingin menghubungi keluarganya di luar daerah, harus turun berjalan kaki atau naik kendaraan roda dua sejauh 3 hingga 4 kilometer di Desa Simbuang untuk mendapatkan signal Ponsel.

“Kalau mau cari jaringan harus keluar ke Desa Simbuang karena hanya disana ada akses meskipun jauh jaraknya 3 sampai 4 kilometer,” ucap Jana.   

Menurut Jana, jika kondisi atau jaringan kurang bagus maka harus melanjutkan perjalanan ke desa berikutnya sejauh 7 kilometer.

“Disana di Simbuang jaringan kadang bagus kadang juga tidak, jika tidak harus melanjutkan perjalanan sampai dapat jaringan yang bagus,” ujar Jana.

Jana mengatakan jika keperluan komunikasi mendesak, meski hujan mereka tetap keluar desanya mencari jaringan.

“Kalau memang keperluan mendesak yah tetap keluar walaupun hujan, kan ada mantel. Kondisi ini sudah berlangsung lama,” tutur Jana.

Warga berharap pemerintah membuat akses jaringan agar lancar dalam berkomunikasi.

“Kami menginginkan disini ada tower atau jaringannya dipasang karena jika itu sudah ada maka anak-anak kami disini sudah pasti bisa berkomunikasi, sudah bisa semua melakukan apa yang bisa diperlukan terkait kebutuhan dengan sekolahnya,” harap Jana.

Jana mengungkapkan bahwa dengan menggunakan Handy Talky komunikasi dengan semua warga di desanya sangat terbuka, sementara untuk mendapatkan informasi dari luar sulit mereka dapatkan.

“Hubungi kesana semua bisa dengar, tidak bisa ada rahasia kalau ada yang harus dibilang. Sangat sulit mengakses informasi karena kami hanya mengandalkan lewat Handy Talky ini, kalau ada yang sakit pakai ini saja,” terang Jana.

Kepala Dusun Kole, Desa Ilan Batu Uru, Yasin Tallama mengatakan sudah 79 tahun Indonesia merdeka namun aksesnya masih lambat, mulai jalan hingga alat komunikasi.

“Kalau dihitung jumlah semua KK di desa ini lebih dari seribu KK, karena ada 14 dusun, kami saja di Dusun Kole ada 103 KK, satu dusun ada yang lebih 100 KK penduduknya,” jelas Yasin.

Desa Ilan Batu Uru  berada di daerah pegunungan Walenrang Barat, Kabupaten Luwu yang berbatasan dengan Kabupaten Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Warga hidup mengandalkan hasil sumberdaya alam pertanian dan perkebunan. 

Jarak dari Ibukota Kecamatan Walenrang Barat sejauh 7 kilometer,  dari jalan trans Sulawesi 16 kilometer dan ke ibukota kabupaten sejauh 116 kilometer. 

Memasuki usia kemerdekaan Indonesia ke-79 tahun, warga Ilan Batu Uru berharap agar pemerintah membantu melancarkan akses komunikasi dan transportasi mereka.

“Khususnya kami di Desa Ilan Batu Uru, harapan kami adalah akses jalan diperbaiki dan jaringan komunikasi dipasang agar kami dan anak-anak kami tidak tertinggal,” imbuh Yasin.

Exit mobile version